Manusia dan Kesusastraan


                  sumber gambar : Canva

Pengertian Manusia
Manusia Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sanskerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir berakal budi atau makhluk yang berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.

Pengertian Kesusastraan
Kesusastraan berasal dari ke- susastra-an. Susastra berasal dari sastra, sastra berasal dari akar kata sas artinya ajar dan tra artinya alat sastra berarti alat belajar atau sarana yang berarti baik, bagus, indah. Sehingga dapat diartikan :
a. Susastra yaitu karangan (alat/aturan yang berisi ajaran/petunjuk) yang indah bahasanya.
b. Kesusastraan yaitu segala hasil cipta manusia dengan bahasa sebagai yang indah dan baik isinya, sehingga dapat meningkatkan budi pekerti manusia.

Kategori Sastra
Sastra dibagi menjadi 2, yaitu Prosa dan Puisi. Contoh Karya Sastra Prosa, yaitu :  
- Prosa lama (Dongeng, hikayat, sejarah,epos, cerita pelipur lara)  
- Prosa Baru (Cerpen, novel, biografi, drama)

Contoh Karya Satra Puisi, yaitu :
- Pantun
- Puisi
- Syair

Hubungan Manusia dengan Kesusastraan
Hampir di setiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk: menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam
usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan
demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.

Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi, Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.

                  sumber gambar : Canva

Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal budi. Manusia butuh saling berinteraksi satu dengan yang lain. Untuk berinteraksi antara satu dengan yang lain butuh ‘media’ Bernama Bahasa. Dalam berinteraksi, manusia juga butuh menyalurkan ekspresinya. Jika manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka, maka akan mengganggu kejiwaan manusia tersebut. Oleh karena itu manusia menyalurkan ekspresinya lewat berbagai cara, termasuk dengan seni berbahasa yaitu sastra.

Kesusastraan sesungguhnya terkait dengan seluruh aspek kehidupan. Hanya saja karena pemaparannya menempuh lajur rekaan imajinasi, sehingga nampak semu atau tampak asli. Tapi dalam kesemu-annya itu, sastra merefleksikan fenomena hidup beragam dengan mendalam, mengikuti cipta-rasa-karsa penulisnya. Untuk itu memang diperlukan kesiapan: apresiasi, interpretasi dan analisis, sehingga dunia rekaan di dalam sastra jelas kaitannya dengan seluruh aspek kehidupan. Kritik sebagai perangkat penting yang sesungguhnya berfungsi menunjukkan arti kehadiran sastra.

Tujuan Sastra
Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua; Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya. Ada juga yang tentunya menyuarakan keduanya. Kedua macam karya sastra ini selalu menyampaikan masalah. 

Hubungan Manusia dengan Kategori Karya Sastra Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulissan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa itu sendiri berasal dari bahasa Latin prosa yang artinya terus terang. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karena itu, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya

Nilai - Nilai Prosa Bagi Manusia
Adapun nilai-nilai yang dapat diperoleh pembaca lewat sastra (Prosa) antara lain:
- Prosa fiksi memberikan kesenangan
- Prosa fiksi memberikan informasi
- Prosa fiksi memberikan warisan kultural
- Prosa fiksi memberikan keseimbangan wawasan

Contoh Prosa :
Sebuah novel digital berjudul "Kurma Untuk Ayah"
Karangan : Seprianne Gabriela Samosir (Nelasawa)

                   sumber gambar : Canva

Berikut ini adalah kutipan blurbnya :
Seorang gadis muda yang sholehah bernama Kurma, yang sepanjang hidupnya, ia terus mencari keberadaan sang ayah yang tidak sengaja terpisah darinya saat ia masih kecil.

Ditambah lagi, dia mengalami kecelakaan ketika hendak menyelamatkan orang lain hingga membuatnya lupa ingatan termasuk lupa akan namanya sendiri. Kemudian dia diadopsi oleh pasangan suami istri yang juga memiliki seorang putri. Orang tua angkatnya menyayanginya seperti anak mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu, akhirnya
kepingan-kepingan ingatannya mulai kembali pulih. Ia merindukan ayahnya. Dia berusaha sekuat tenaga untuk menemukan ayah kandungnya.

Dalam pencariannya itu, dia juga dihadapkan dengan lika-liku problematika kehidupan yang menguji iman dan mentalnya. Meski, semuanya terasa berat, dia selalu berpegang teguh pada Al-Quran dan mempercayakan segalanya pada penyelengaraan Allah.

Akankah akhirnya dia berhasil menemukan ayah kandungnya? Ataukah kerinduannya hanya akan menjadi sia-sia?

"Nama adalah doa, maka dalami peranmu layaknya doa
dalam namamu."

Dalam prosa itu, banyak gambaran yang tercermin mengenai hubungan : 
- manusia dan pandangan hidup
Pada kalimat, "Meski, semuanya terasa berat, dia selalu berpegang teguh pada Al-Quran dan mempercayakan
segalanya pada penyelengaraan Allah."
Terlihat bahwa pandangan hidupnya terpusat pada penyelengaraan Allah.

- manusia dan keindahan
Pada kalimat, "Seorang gadis muda yang sholehah bernama Kurma."
Terlihat gambaran keindahan hati dan sikap dari seorang Kurma. 

- manusia dan penderitaan
Pada kalimat, "Ia terus mencari keberadaan sang ayah yang tidak sengaja terpisah darinya saat ia masih kecil. Ditambah lagi, dia mengalami kecelakaan ketika hendak menyelamatkan orang lain hingga membuatnya lupa ingatan termasuk lupa akan namanya sendiri."
Terlihat penderitaan yang dialami tokoh utama dalam hidupnya.

- manusia dan keadilan
Pada kalimat, "Orangtua angkatnya menyayanginya seperti anak mereka sendiri."
Terlihat bahwa orangtua angkatnya memberikan keadilan tanpa memandang siapa anak yang kandungnya dan siapa anak angkatnya. 

- manusia dan cinta kasih
Pada kalimat, "Kemudian dia diadopsi oleh pasangan suami istri yang juga memiliki seorang putri."
Terlihat bahwa tokoh utama mendapatkan cinta kasih dari orang yang semula tidak dikenalnya yang kini menjadi orangtua angkatnya.

- manusia dan harapan
Pada kalimat, "Ia merindukan ayahnya."
Terlihat bahwa ia rindu dan memiliki keinginan untuk bertemu ayahnya lagi.

- manusia dan kegelisahan
Pada kalimat, "Dalam pencariannya itu, dia juga dihadapkan dengan lika-liku problematika kehidupan yang menguji iman dan mentalnya."
Terlihat bahwa tokoh utama dihadapkan berbagai masalah yang membuatnya mengalami kegelisahan.

Dari penjabaran semua itu dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan manusia dengan kesusastraan adalah sarana dalam pengekspresian realita kehidupan manusia yang meliputi banyak unsur yang dituangkan dalam karya sastra yang dapat dinikmati dan diambil pembelajaran untuk kehidupan manusia lainnya.

Adapun tujuan dari pengekspresian saya sebagai penulis novel itu, yaitu ingin menunjukkan bahwa dalam hidup ini, lakukanlah hal yang baik dan tulus, niscaya kebaikan dan kebahagiaan akan datang ke dalam hidup kita. Meskipun jalan yang ditempuh berliku-liku dan berduri, tetapi kebahagiaan akan datang tepat pada waktunya.

Hubungan Manusia dengan Kategori Karya Sastra Puisi

Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. Ungkapan-ungkapan, ide, atau masalah sosial yang tidak bisa diungkapkan secara langsung kepada orang lain secara tersurat tetapi diungkapkan secara tersirat melalui puisi, karna puisi memakai kata-kata yang tidak biasa.

 Kepuitisan dan keestetikan bahasa puisi disebabkan kreativitas penyairnya dalam menggunakan :
- Figura Bahasa
- Kata-kata ambiguitas
- Kata-kata berjiwa
- Kata- kata yang konotatif
- Pengulangan

 Adapun alasan nilai-nilai yang dapat diperoleh pembaca lewat sastra (puisi) antara lain:
- Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
- Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual
- Puisi dan keinsyafan sosial

Contoh Puisi :

Kapsul Waktuku
Karya : Seprianne Gabriela Samosir

Semua bermula ...
Ketika hati ini mulai jatuh cinta
Pada pelukan mesra warna di bibirmu
Membelai isakan tangisku
Merdu di telingamu;
hangat di jiwamu;
Tanda gegap gempita duniamu
Baru saja memulai kisahnya

Kemudian semua berlangsung ...
Tatkala kaki ini mulai berpijak
Rasakan keelokan tangkapan netra
Tak lupa bernas nasihatmu selalu memancar
Bagai atar penuntun tuk kembali 
Dimana kerapkali stigma datang menggoda
Selalu ada cinta tulus yang setia menanti

Lalu semua berakhir ...
Ketika tinggallah aku bereka bahasa 
Bersamamu yang kini tanpa entitas lagi
Kuberucap doa demi radi-Nya
Harap damai tenang untukmu sang renjana hati

Ibu ...
Kini lakuna batin ini 
Semenjak kepergianmu ke keabadian;
Kenangan yang telah terukir manis 
Memenuhiku dengan rasa cinta; 
Menggebu dalam kapsul waktu kekal di hati
Sewaktu-waktu akan kuurai kembali
Tuk jatuh cinta padamu lagi dan lagi

Bogor, 10 November 2020

Dalam puisi itu, saya sebagai penulisnya ingin mengekspresikan perasaan yang mendalam penuh cinta dan kegembiraan mengenai ketulusan dan keberadaan seorang ibu yang sangat berharga dalam hati setiap anak. Petuah-petuahnya yang mendarah daging hingga anaknya beranjak dewasa adalah rasa cinta dan harapannya. Apapun yang terjadi, kasih seorang ibu tidak terhingga bagi anak-anaknya dan akan selalu dikenang sepanjang masa meskipun ia telah tiada.

Kesimpulan
Manusia tidak dapat dipisahkan dari sastra karena sastra kebudayaan sudah menyatu dan sastra salah satu cara manusia untuk mengekspresikan diri dengan puisi-puisi, cerita-cerita, prosa, pantun, gurindam, dan lain sebagainya. Selain itu sastra juga adalah sebagai salah satu sarana penghibur diri saat berpelipur lara seperti menonton film, mendengarkan musik, dan lain sebagainya. Jadi, hubungan manusia dan sastra sangatlah lekat dan tidak bisa disatukan karena manusia pasti berbahasa entah menggunakan simbol ataupun lisan. Selain itu, ada baiknya sebagai susastrawan memiliki kewajiban dalam menuangkan ekspresi mereka dalam karya-karya yang membawa ke arah yg lebih positif kepada penikmat karya mereka sehingga dapat membuat perubahan yang baik dalam kehidupan manusia.





Komentar

Postingan Populer